Dedeh Rosidah alias Mamah Dedeh mulai terkenal sejak berdakwah lewat radio. Namanya makin melambung saat ia intensif ceramah di media televisi. Perjalanan dakwahnya di media hampir 22 tahun. Padahal jauh sebelum itu, ia juga sudah berceramah keliling kampung.
Tak hanya itu, perempuan kelahiran Ciamis, 5 Agustus 1951 ini mengenal dakwah sejak kecil. Ia adalan anak seorang kiai bernama Sujai dan menikah dengan Syarifuddin yang juga anak kiai asal Betawi KH. Hasan Basri. Namun tak banyak yang tahu ternyata Mamah Dedeh memiliki salah satu anak perempuan di Kota Malang, Jawa Timur yang kini berpindah agama dari Islam ke Kristen.
Wanita bernama Alya Theresia Syarifuddin (43 tahun) yang tinggal di Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur itu mengaku merupakan anak kandung Mamah Dedeh.
Tersimpan cerita sedih saat Alya berusaha mendapat pengakuan dari Mamah Dedeh.
Alya menceritakan dirinya adalah anak Mamah Dedeh. Lebih lanjutnya, ia mengaku sudah 18 tahun menjadi seorang Kristiani. "Saya lahir dari keluarga campuran. Bapak orang Betawi bernama Syarifuddin dan Ibu saya Dedeh Rosidah alias Mamah Dedeh orang Sunda. Bapak saya seorang kiai. Ibu saya pendakwah. Sejak kecil, saya beserta saudara-saudara di arahkan menjadi seorang yang taat beragama (Islam)," kata Alya, Selasa (6/12/2022).
"Sekarang saya sudah menerima Yesus dalam kehidupan saya. Puji Tuhan tidak tidak akan berubah sampai kapanpun juga," tegasnya.
Alya mengisahkan awalnya ia bukan pemeluk agama Kristen. Cucu seorang kiai yang mengaku rajin salat ini hanya mendadak iseng membaca Alkitab. "Saya punya sahabat namanya Miko, dia Kristen dari SMP. Hari Minggu dia main ke rumah saya, kami ngobrol, dia pulang dan Alkitabnya ketinggalan," kisah Alya.
"Saya penasaran orangnya dan saya buka itu Alkitab. Ada tulisan, 'Kami patut percaya bahwa Yesus benar-benar ada'," ucapnya menambahkan. "Saat saya masih umur 24 tahun, saya mencoba pengaruhi pacar agar masuk agama yang saya anut. Namun saat berusaha mempengaruhinya, justru akhirnya saya yang terbawa arus dan mengikuti Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah menangkap saya. Bersama pacar, saya dibaptis di salah satu gereja di Bandung," ujarnya.
"Awalnya pacar saya orang Kristen yang suam-suam. Tetapi sejak itu kami mulai aktif dalam beribadah. Suami saya keturunan Batak bernama Ronny Siregar (menikah 10 Juli 2004). Waktu berkenalan saya belum tahu agamanya, akhirnya tahu orang tuanya Muslim. Saya juga yang dari Muslim saja mau menerima Yesus, belakangan dia juga menerima Yesus dan dibaptis bersama-sama dengan saya. Cara Tuhan ajaib. Sekali tangkap 2 jiwa sekaligus. Kami melayani di mana-mana sebagai penginjil," lanjutnya.
Sejak saat itu Alya mulai belajar lagu-lagu rohani Kristen hingga akhirnya memutuskan pindah agama karena mengikuti keyakinan sang pacar.
Setelah pindah agama, Alya akhirnya menikah dengan sang pacar tanpa sepengetahuan orang tuanya. "Saya menikah tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua tahu saya sudah menikah dari surat kabar. 'Anak seorang pendakwah menikah'. Ia melihat pemberkatan nikah di gereja bukan di KUA. Saya dicari, padahal sebulan saya pergi tidak dicari tetapi sekarang ditangkap dan digebuki. Suami yang baru sebulan menikah, tidak boleh ikut. Ibu saya sifatnya keras. Waktu mengetahui saya jadi Kristen, orang tua saya dulu marah. Saya dipanggil murtadin karena murtad," cerita Alya lagi.
Alya pun akhirnya memilih untuk menghilang dari keluarganya. Selama tiga tahun Alya menjauhi keluarganya. "Saya jadi buronon 9 tahun ke Kediri dan Malang. Yang saya lakukan adalah mengampuni dan mendoakan mereka. Saat datang ke rumah keluarga, di hari lebaran, saya diusir. Saya pergi baik-baik, tidak melawan tetapi tahun depan saya akan datang lagi. Setelah lebih dari 13 tahun mengarungi rumah tangga, saya dengar kabar bahwa ayah dan ibu hendak berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah. Namun niat itu diundur hingga dua kali. Dengan tuntunan Roh Kudus, saya beranikan diri datang ke rumah orang tua. Saya terus berdoa agar mereka bisa menerima saya kembali," ucap Alya.
Saat mendatangi kedua orang tuanya, Alya malah nekat menawarkan orang tuanya untuk menghapus dosa secara gratis tanpa bayar. "Saya hanya berkata, 'Bapak dan ibu mau pergi ke Arab Saudi mau apa?'," kenang Alya.
Sayangnya, Alya mendapat perlakukan kurang mengenakkan dari sang ibu ketika pulang ke rumah.
"Saya diseret lagi, kamar saya ditendang lagi, diludahin 'lu tuh kerasukan iblis, Yesus tuh iblis, bukan jalan kebenaran, enggak ada ceritanya begitu'. Saya dipukulin,” kata Alya.
Sampai suatu sore, wanita berusia 43 tahun tersebut diminta untuk ikut ibundanya ke suatu tempat. "Sampai suatu sore tiba-tiba ibu masuk kamar, dia seret saya 'ayo, lu ikut gua'. Saya naik mobil, untuk pertama kalinya saya ngaku sama Tuhan 'Ya tuhan saya takut, saya mesti ngapain sekarang?’ ada suara, Tuhan bicara sama saya 'Jangan pernah beranjak dari mobil."
Begitu sampai di tempat tujuan, Alya diminta untuk kembali memeluk agama Islam oleh Mamah Dedeh ibunya. Namun karena sudah mendengar Tuhan bicara agar dia tidak turun dari mobil, Alya pun akhirnya pulang.
"Benar dong pas saya udah nyampe tujuan itu di tengah sawah, itu ada gubuk, itu orang-orang pada seret saya semuanya ngambil saya di pintu belakang, tarik kanan, tarik kiri, saya dipukul, ternyata mami saya akan mengembalikan saya ke masa lalu. Untuk diislamkan lagi, betul (dirukiyah)," ungkapnya.
Ketika sampai di rumah, suaminya membantu agar Alya kembali ke Malang. Sejak saat itu, keluarganya tidak pernah lagi menerima Alya pindah agama. Dan, mereka tidak lagi mengakui Alya.
"(Suami saya) 'Kamu telepon agen kamu, kamu minta jemput' besok paginya saya flight jam 7 pagi, saya melarikan diri dibantu sama suami saya. Akhirnya saya sampai ke Malang, itu benar-benar Tuhan bekerja untuk saya, coba kalau misalkan waktu itu mengiyakan untuk kembali ke masa lalu, saya tidak akan pernah hidup seperti ini,” pungkas Alya.
Tak hanya itu, perempuan kelahiran Ciamis, 5 Agustus 1951 ini mengenal dakwah sejak kecil. Ia adalan anak seorang kiai bernama Sujai dan menikah dengan Syarifuddin yang juga anak kiai asal Betawi KH. Hasan Basri. Namun tak banyak yang tahu ternyata Mamah Dedeh memiliki salah satu anak perempuan di Kota Malang, Jawa Timur yang kini berpindah agama dari Islam ke Kristen.
Wanita bernama Alya Theresia Syarifuddin (43 tahun) yang tinggal di Sawojajar, Kota Malang, Jawa Timur itu mengaku merupakan anak kandung Mamah Dedeh.
Tersimpan cerita sedih saat Alya berusaha mendapat pengakuan dari Mamah Dedeh.
Alya menceritakan dirinya adalah anak Mamah Dedeh. Lebih lanjutnya, ia mengaku sudah 18 tahun menjadi seorang Kristiani. "Saya lahir dari keluarga campuran. Bapak orang Betawi bernama Syarifuddin dan Ibu saya Dedeh Rosidah alias Mamah Dedeh orang Sunda. Bapak saya seorang kiai. Ibu saya pendakwah. Sejak kecil, saya beserta saudara-saudara di arahkan menjadi seorang yang taat beragama (Islam)," kata Alya, Selasa (6/12/2022).
"Sekarang saya sudah menerima Yesus dalam kehidupan saya. Puji Tuhan tidak tidak akan berubah sampai kapanpun juga," tegasnya.
Alya mengisahkan awalnya ia bukan pemeluk agama Kristen. Cucu seorang kiai yang mengaku rajin salat ini hanya mendadak iseng membaca Alkitab. "Saya punya sahabat namanya Miko, dia Kristen dari SMP. Hari Minggu dia main ke rumah saya, kami ngobrol, dia pulang dan Alkitabnya ketinggalan," kisah Alya.
"Saya penasaran orangnya dan saya buka itu Alkitab. Ada tulisan, 'Kami patut percaya bahwa Yesus benar-benar ada'," ucapnya menambahkan. "Saat saya masih umur 24 tahun, saya mencoba pengaruhi pacar agar masuk agama yang saya anut. Namun saat berusaha mempengaruhinya, justru akhirnya saya yang terbawa arus dan mengikuti Yesus Kristus. Tuhan Yesus telah menangkap saya. Bersama pacar, saya dibaptis di salah satu gereja di Bandung," ujarnya.
"Awalnya pacar saya orang Kristen yang suam-suam. Tetapi sejak itu kami mulai aktif dalam beribadah. Suami saya keturunan Batak bernama Ronny Siregar (menikah 10 Juli 2004). Waktu berkenalan saya belum tahu agamanya, akhirnya tahu orang tuanya Muslim. Saya juga yang dari Muslim saja mau menerima Yesus, belakangan dia juga menerima Yesus dan dibaptis bersama-sama dengan saya. Cara Tuhan ajaib. Sekali tangkap 2 jiwa sekaligus. Kami melayani di mana-mana sebagai penginjil," lanjutnya.
Sejak saat itu Alya mulai belajar lagu-lagu rohani Kristen hingga akhirnya memutuskan pindah agama karena mengikuti keyakinan sang pacar.
Setelah pindah agama, Alya akhirnya menikah dengan sang pacar tanpa sepengetahuan orang tuanya. "Saya menikah tanpa sepengetahuan orang tua. Orang tua tahu saya sudah menikah dari surat kabar. 'Anak seorang pendakwah menikah'. Ia melihat pemberkatan nikah di gereja bukan di KUA. Saya dicari, padahal sebulan saya pergi tidak dicari tetapi sekarang ditangkap dan digebuki. Suami yang baru sebulan menikah, tidak boleh ikut. Ibu saya sifatnya keras. Waktu mengetahui saya jadi Kristen, orang tua saya dulu marah. Saya dipanggil murtadin karena murtad," cerita Alya lagi.
Alya pun akhirnya memilih untuk menghilang dari keluarganya. Selama tiga tahun Alya menjauhi keluarganya. "Saya jadi buronon 9 tahun ke Kediri dan Malang. Yang saya lakukan adalah mengampuni dan mendoakan mereka. Saat datang ke rumah keluarga, di hari lebaran, saya diusir. Saya pergi baik-baik, tidak melawan tetapi tahun depan saya akan datang lagi. Setelah lebih dari 13 tahun mengarungi rumah tangga, saya dengar kabar bahwa ayah dan ibu hendak berangkat ke tanah suci untuk menunaikan ibadah. Namun niat itu diundur hingga dua kali. Dengan tuntunan Roh Kudus, saya beranikan diri datang ke rumah orang tua. Saya terus berdoa agar mereka bisa menerima saya kembali," ucap Alya.
Saat mendatangi kedua orang tuanya, Alya malah nekat menawarkan orang tuanya untuk menghapus dosa secara gratis tanpa bayar. "Saya hanya berkata, 'Bapak dan ibu mau pergi ke Arab Saudi mau apa?'," kenang Alya.
Sayangnya, Alya mendapat perlakukan kurang mengenakkan dari sang ibu ketika pulang ke rumah.
"Saya diseret lagi, kamar saya ditendang lagi, diludahin 'lu tuh kerasukan iblis, Yesus tuh iblis, bukan jalan kebenaran, enggak ada ceritanya begitu'. Saya dipukulin,” kata Alya.
Sampai suatu sore, wanita berusia 43 tahun tersebut diminta untuk ikut ibundanya ke suatu tempat. "Sampai suatu sore tiba-tiba ibu masuk kamar, dia seret saya 'ayo, lu ikut gua'. Saya naik mobil, untuk pertama kalinya saya ngaku sama Tuhan 'Ya tuhan saya takut, saya mesti ngapain sekarang?’ ada suara, Tuhan bicara sama saya 'Jangan pernah beranjak dari mobil."
Begitu sampai di tempat tujuan, Alya diminta untuk kembali memeluk agama Islam oleh Mamah Dedeh ibunya. Namun karena sudah mendengar Tuhan bicara agar dia tidak turun dari mobil, Alya pun akhirnya pulang.
"Benar dong pas saya udah nyampe tujuan itu di tengah sawah, itu ada gubuk, itu orang-orang pada seret saya semuanya ngambil saya di pintu belakang, tarik kanan, tarik kiri, saya dipukul, ternyata mami saya akan mengembalikan saya ke masa lalu. Untuk diislamkan lagi, betul (dirukiyah)," ungkapnya.
Ketika sampai di rumah, suaminya membantu agar Alya kembali ke Malang. Sejak saat itu, keluarganya tidak pernah lagi menerima Alya pindah agama. Dan, mereka tidak lagi mengakui Alya.
"(Suami saya) 'Kamu telepon agen kamu, kamu minta jemput' besok paginya saya flight jam 7 pagi, saya melarikan diri dibantu sama suami saya. Akhirnya saya sampai ke Malang, itu benar-benar Tuhan bekerja untuk saya, coba kalau misalkan waktu itu mengiyakan untuk kembali ke masa lalu, saya tidak akan pernah hidup seperti ini,” pungkas Alya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar