Menurut pihak Rommy Soekarno menjadi temperamen bukan alasan kuat Donna Harun menggugat cerai Rommy Soekarno. Bukan temperamen tapi tegas.
Kuasa hukum Rommy, Damayanti Singgih, mengatakan tak ada perubahan karakter pada kliennya. Dia memastikan sifat Rommy tetap sama seperti saat waktu itu ia masih membina rumah tangga dengan Donna Harun.
"Selama 20 tahun Rommy sebagai suami itu baik, dan Rommy itu enggak berubah," ucap Damayanti.
Pengacara Donna, Sandy Arifin, sebelumnya mengatakan bahwa kliennya kerap terlibat pertengkaran dengan Rommy. Selama pertengkaran itu, kata Sandy, karakter Rommy yang selama ini tak diketahui Donna, terlihat.
Donna merasa tak nyaman dengan karakter Rommy tersebut. Dia merasa tertekan, sehingga nekat mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Namun, menurut Damayanti, sikap Rommy itu merupakan bentuk ketegasan sebagai kepala rumah tangga. "Rommy itu tegas, dia akui hal itu. Kalau ada prinsip tegas itu ya wajar, dia punya adik cowok dua, kalau enggak tegas gimana bisa buat contoh adik-adiknya," kata dia.
Bagi Junaidi, alasan tertekan yang digunakan Donna untuk menggugat cerai Rommy tidaklah kuat. Perceraian, kata dia, bisa dilakukan dengan alasan adanya pertengkaran terus-menerus, kekerasan dalam rumah tangga, perzinaan, atau adanya orang ke tiga.
"Tapi di surat gugatan Donna itu tidak ada," tutur Sandy.
Sandy mengatakan, kliennya sudah menutup pintu maaf untuk Rommy Soekarno. Ibu dua anak itu merasa sangat tertekan dengan kondisi rumah tangganya.
"Pintu maaf kayaknya tertutup, karena ini akibatnya fatal," kata Sandy di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Menurut Sandy, sebelum mengajukan gugatan cerai, intensitas pertengkaran dalam rumah tangga Donna memang meningkat dan terjadi terus menerus. Pertengkaran itu, tuding Sandy, menunjukkan karakter sesungguhnya Rommy, yang selama ini tak terlihat.
Karena itulah Donna merasa tidak nyaman dan sangat tertekan, sehingga memutuskan menggugat cerai Rommy. "Karena tekanan jiwa itu berakibat kesehatan fisik, bisa stres, hipertensi, bisa segala macam. Makanya Donna berpikir ini tidak bisa diteruskan karena berhubungan dengan fisik dia," tambah Sandy.
Meski demikian, Sandy memastikan tak ada kekerasan fisik dalam pertengkaran keluarga ini. Hanya kata-kata yang dirasakan Donna sangat menekan. "Walau begitu kata-kata lebih jahat dari tangan, kadang-kadang," ujar dia.
"Nah itu membuat pikiran dari klien saya terganggu dan mengakibatkan gejala sakit lambung dan hipertensi, bisa bahaya bagi dia," lanjut Sandy.
Donna mengatakan, curahan hatinya tentang permasalahan rumah tangga yang diunggah ke akun Instagram bukan untuk mencari sensasi. Posting tersebut dia buat karena merasa tak punya cara lain untuk mengungkapkan perasaan kepada Rommy.
"Jadi, mungkin itu merupakan luapan emosi saya, yang saya sadar mungkin saya salah. Makanya saya sudah hapus posting-an itu," kata Donna.
Menurut nenek empat cucu ini, semua saluran komunikasi dengan Rommy kala itu telah terblokir. Sehingga dia tidak bisa berkomunikasi, bahkan hanya untuk sekadar bertanya kabar sang anak bungsu, Jeje Soekarno yang kini berada di tangan Rommy.
"Tapi apa daya karena saya sudah enggak bisa sama sekali punya akses ke anak saya. Saya bisa pastikan, saya bisa kasih bukti kalau memang selama ini saya hanya punya akses ke Ibu Damayanti selaku pengacara dari Rommy," ujar dia.
Meski demikian, Donna tetap bungkam terkait dalihnya menggugat cerai Rommy. Dia beralasan tak mau membongkar cerita buruk siapapun, baik dirinya maupun Rommy.
"Saya tidak mau mencari pembenaran, tidak minta dibela. Jadi biarkan waktu yang menjawab saja. Kalau memang Rommy punya anggapan a, b, atau c, ya sudah saya terima saja," kata Donna.
Kuasa hukum Rommy, Damayanti Singgih, mengatakan tak ada perubahan karakter pada kliennya. Dia memastikan sifat Rommy tetap sama seperti saat waktu itu ia masih membina rumah tangga dengan Donna Harun.
"Selama 20 tahun Rommy sebagai suami itu baik, dan Rommy itu enggak berubah," ucap Damayanti.
Pengacara Donna, Sandy Arifin, sebelumnya mengatakan bahwa kliennya kerap terlibat pertengkaran dengan Rommy. Selama pertengkaran itu, kata Sandy, karakter Rommy yang selama ini tak diketahui Donna, terlihat.
Donna merasa tak nyaman dengan karakter Rommy tersebut. Dia merasa tertekan, sehingga nekat mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Namun, menurut Damayanti, sikap Rommy itu merupakan bentuk ketegasan sebagai kepala rumah tangga. "Rommy itu tegas, dia akui hal itu. Kalau ada prinsip tegas itu ya wajar, dia punya adik cowok dua, kalau enggak tegas gimana bisa buat contoh adik-adiknya," kata dia.
Bagi Junaidi, alasan tertekan yang digunakan Donna untuk menggugat cerai Rommy tidaklah kuat. Perceraian, kata dia, bisa dilakukan dengan alasan adanya pertengkaran terus-menerus, kekerasan dalam rumah tangga, perzinaan, atau adanya orang ke tiga.
"Tapi di surat gugatan Donna itu tidak ada," tutur Sandy.
Sandy mengatakan, kliennya sudah menutup pintu maaf untuk Rommy Soekarno. Ibu dua anak itu merasa sangat tertekan dengan kondisi rumah tangganya.
"Pintu maaf kayaknya tertutup, karena ini akibatnya fatal," kata Sandy di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Menurut Sandy, sebelum mengajukan gugatan cerai, intensitas pertengkaran dalam rumah tangga Donna memang meningkat dan terjadi terus menerus. Pertengkaran itu, tuding Sandy, menunjukkan karakter sesungguhnya Rommy, yang selama ini tak terlihat.
Karena itulah Donna merasa tidak nyaman dan sangat tertekan, sehingga memutuskan menggugat cerai Rommy. "Karena tekanan jiwa itu berakibat kesehatan fisik, bisa stres, hipertensi, bisa segala macam. Makanya Donna berpikir ini tidak bisa diteruskan karena berhubungan dengan fisik dia," tambah Sandy.
Meski demikian, Sandy memastikan tak ada kekerasan fisik dalam pertengkaran keluarga ini. Hanya kata-kata yang dirasakan Donna sangat menekan. "Walau begitu kata-kata lebih jahat dari tangan, kadang-kadang," ujar dia.
"Nah itu membuat pikiran dari klien saya terganggu dan mengakibatkan gejala sakit lambung dan hipertensi, bisa bahaya bagi dia," lanjut Sandy.
Donna mengatakan, curahan hatinya tentang permasalahan rumah tangga yang diunggah ke akun Instagram bukan untuk mencari sensasi. Posting tersebut dia buat karena merasa tak punya cara lain untuk mengungkapkan perasaan kepada Rommy.
"Jadi, mungkin itu merupakan luapan emosi saya, yang saya sadar mungkin saya salah. Makanya saya sudah hapus posting-an itu," kata Donna.
Menurut nenek empat cucu ini, semua saluran komunikasi dengan Rommy kala itu telah terblokir. Sehingga dia tidak bisa berkomunikasi, bahkan hanya untuk sekadar bertanya kabar sang anak bungsu, Jeje Soekarno yang kini berada di tangan Rommy.
"Tapi apa daya karena saya sudah enggak bisa sama sekali punya akses ke anak saya. Saya bisa pastikan, saya bisa kasih bukti kalau memang selama ini saya hanya punya akses ke Ibu Damayanti selaku pengacara dari Rommy," ujar dia.
Meski demikian, Donna tetap bungkam terkait dalihnya menggugat cerai Rommy. Dia beralasan tak mau membongkar cerita buruk siapapun, baik dirinya maupun Rommy.
"Saya tidak mau mencari pembenaran, tidak minta dibela. Jadi biarkan waktu yang menjawab saja. Kalau memang Rommy punya anggapan a, b, atau c, ya sudah saya terima saja," kata Donna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar